BPBD: 27 Desa di Nagan Raya Aceh Terdampak Banjir Bandang, 2.500 Warga Mengungsi

Ringkasan Penting
- BPBD Nagan Raya mencatat 27 desa di empat kecamatan terdampak banjir bandang sejak 26 November 2025.
- Sekitar 2.500 warga mengungsi ke dataran tinggi, ratusan rumah rusak dan infrastruktur vital putus total.
- Pemerintah daerah mendirikan tenda darurat dan dapur umum untuk menampung pengungsi yang trauma.
, ACEH – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh memastikan sebanyak 27 desa tersebar di empat kecamatan terdampak banjir bandang dan banjir luapan yang terjadi sejak Rabu (26/11) lalu.
Kepala BPBD Kabupaten Nagan Raya, Irfanda Rinaldi, mengatakan dampak bencana alam yang terjadi saat ini sangat parah dan banyak menimbulkan kerusakan.
“Dampak bencana alam yang terjadi saat ini sangat parah, banyak menimbulkan kerusakan,” kata Irfanda kepada ANTARA, Minggu (30/11/2025).
Banjir bandang yang melanda empat kecamatan di Kabupaten Nagan Raya disebabkan oleh hujan deras dan angin kencang yang terjadi sejak Selasa hingga Rabu (25-26/11). Kondisi ini menyebabkan debit air Sungai Krueng Beutong dan Krueng Tripa meluap dan menggenangi permukiman masyarakat.
Ketinggian air di lokasi banjir berkisar antara 50 sentimeter hingga 180 sentimeter di pekarangan rumah. Meski sebagian besar genangan air sudah mulai surut, banyak lumpur tersisa di badan jalan dan rumah masyarakat di lokasi banjir.
“Saat ini sebagian besar genangan air di lokasi sudah mulai surut, namun banyak menyisakan lumpur di badan jalan dan rumah masyarakat di lokasi banjir,” kata Irfanda.
Sebaran bencana alam banjir bandang dan banjir luapan di antaranya terjadi di Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang yang meliputi Desa/Gampong Blang Puuk, Gampong Blang Meurandeh, Gampong Babah Suak, serta Gampong Kuta Teungoh.
Di Kecamatan Darul Makmur, banjir merendam sembilan desa/gampong terdiri dari Gampong Ujong Lamie, Gampong Lamie, Gampong Kuta Trieng, Gampong Geulagang Gajah, Gampong Kaye Unoe, Gampong Tuwi Buya, Gampong Suak Palembang, Gampong Alue Wakie, serta Gampong Gunong Cut.
Di Kecamatan Tripa Makmur, banjir merendam desa/gampong Panton Pange, Ujong Krueng, Mon Dua, Neubok Yee PP, Neubok Yee PK, Pasie Kebeu Dom, Lueng Keube Jagat, Drien Tujoh, Babah Lueng, Kabu, serta Kuala Simpang. Banjir juga merendam tiga desa di Kecamatan Tadu Raya meliputi Desa Cot Mee, Desa Cot Mue, serta Alue Siron.
Banjir bandang ini menyebabkan kerusakan infrastruktur yang sangat parah. Sebuah jembatan di lintas jalan provinsi di kawasan Desa Blang Puuk, Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang, putus total akibat diterjang banjir bandang. Hingga Minggu, akses transportasi di kawasan tersebut masih putus total.
Selain itu, banjir juga telah menyapu gedung SDN 1 Beutong Ateuh Banggalang rata dengan tanah. Sebagian gedung SMPN Beutong Ateuh Banggalang juga ambruk ke sungai, sedangkan sisa bangunan lainnya mengalami kerusakan yang sangat parah.
Bupati Nagan Raya, Dr. Teuku Raja Keumangan, mengatakan kerusakan akibat banjir bandang di dataran tinggi Nagan Raya sangat parah. Banyak masyarakat kehilangan rumah akibat bencana alam ini.
“Kerusakan akibat banjir bandang di dataran tinggi Nagan Raya sangat parah, banyak masyarakat yang kehilangan rumah akibat bencana alam ini,” ujar Teuku Raja Keumangan.
Dampak kerusakan ratusan rumah di kawasan tersebut membuat sekitar 2.500 jiwa penduduk memilih mengungsi ke dataran tinggi karena kehilangan rumah mereka. Masyarakat juga mengalami trauma karena bencana alam banjir bandang telah merusak semua fasilitas publik, termasuk rumah yang selama ini mereka tempati.
Kepala Bagian Pemerintahan Sekretariat Daerah Kabupaten Nagan Raya, Arafik Karim, mengatakan Pemerintah Kabupaten Nagan Raya telah mendirikan tenda-tenda darurat di badan jalan di atas bukit untuk menampung warga yang khawatir terjadi bencana susulan.
“Saat ini pemerintah daerah melalui BPBD Nagan Raya telah memasang tenda darurat di badan jalan di atas bukit,” ujar Arafik.
Sebagian besar masyarakat di kawasan Beutong Ateuh Banggalang tidak berani kembali ke rumah karena masih trauma setelah bencana banjir. Mereka memilih tetap berada di dataran tinggi untuk keamanan.
Selain mendirikan tenda darurat, BPBD Nagan Raya juga telah membangun dapur umum guna memastikan ketersediaan logistik bagi ribuan warga yang kini bertahan di pengungsian. BPBD Nagan Raya terus melakukan pendataan terhadap korban yang terdampak banjir dan menyalurkan bantuan masa panik serta kebutuhan air bersih untuk warga.
Pemerintah Kabupaten Nagan Raya terus melakukan pendataan terkait jumlah warga yang kehilangan rumah serta kerusakan fasilitas publik lainnya di kawasan dataran tinggi. Data kerusakan akibat banjir telah dilaporkan kepada Bupati Nagan Raya untuk diteruskan kepada Pemerintah Aceh serta Pemerintah Pusat.
Jangan Lewatkan Update Terbaru!
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan WhatsApp Channel