Dari Karyawan yang Dipecat hingga Raja Film Indonesia: Kisah Inspiratif Manoj Punjabi
Ringkasan Penting
- Dari Kegagalan Menuju Kesuksesan: Dipecat dari pekerjaan pertama, Manoj Punjabi mendirikan MD Entertainment pada 2002 yang kini menjadi kerajaan hiburan terbesar Indonesia.
- Pencapaian Gemilang: MD Entertainment IPO di BEI (2018), memproduksi 150+ film hits seperti "KKN di Desa Penari" dan meraih penghargaan Media & Hiburan Terbaik 2025.
- Akuisisi NET TV: Oktober 2024, MD Entertainment mengakuisisi 80% saham NET TV senilai Rp1,65 triliun, kini berganti nama menjadi MDTV.
, JAKARTA – Perjalanan Manoj Punjabi dalam membangun kerajaan bisnis hiburan di Indonesia dimulai dari titik yang jauh dari kemewahan. Pria kelahiran Jakarta, 7 Desember 1972, ini justru merasakan pahitnya kegagalan di awal karier profesionalnya.
Setelah lulus dari jurusan Administrasi Bisnis dan Manajemen di Universitas Petra, Surabaya pada 1992, Manoj mencoba peruntungan di dunia korporat. Ia bergabung dengan PT Sinarmas Indah Kiat, perusahaan pulp and paper terkemuka. Namun, mimpinya kandas dalam waktu kurang dari tiga bulan. Perusahaan menilai kemampuannya tidak sesuai harapan dan memutuskan memecatnya.
Kegagalan itu tidak mematahkan semangatnya. Manoj kemudian beralih ke bisnis tekstil, mengelola ekspor-impor pakaian dengan sekitar 15 karyawan. Bisnis ini cukup menguntungkan, namun hatinya tetap tertambat pada dunia yang berbeda, industri hiburan.
Meski lahir dari keluarga yang berkecimpung di dunia perfilman, jalan menuju industri itu tidaklah mulus. Ayahnya, Dhamoo Punjabi, bersama pamannya Raam Punjabi, merupakan tokoh penting di balik Multivision Plus. Namun, pada tahun 1992, saat Manoj ingin terjun ke dunia film, keluarganya justru melarang keras. Alasannya sederhana: industri perfilman Indonesia tengah terpuruk dan tidak menjanjikan masa depan cerah.
Kesempatan emas datang pada 1995 ketika Manoj akhirnya diberi kesempatan bekerja di Multivision Plus. Ia memulai dari bawah, bahkan sempat berjualan kaset LaserDisc dari pintu ke pintu. Pengalaman ini memberinya pemahaman mendalam tentang selera pasar dan kebutuhan konsumen. Dedikasi dan kerja kerasnya membuahkan hasil. Ia naik jabatan menjadi production manager dengan gaji Rp2,5 juta, posisi yang menjadi titik awal perjalanannya di industri hiburan.
Karya pertama yang berhasil ia garap, sinetron “Jin & Jun”, membuka matanya bahwa film adalah passion sejatinya. Di Multivision Plus, Manoj terus mengasah kemampuannya, dari editing hingga produksi. Namun pada 2001, perbedaan visi dan misi membuatnya memutuskan keluar dari perusahaan keluarga tersebut.
Keputusan berani diambilnya pada 2002. Bersama sang ayah, Dhamoo Punjabi, Manoj mendirikan MD Entertainment, sebuah rumah produksi yang kelak mengubah lanskap industri hiburan Indonesia. Visinya sederhana namun jelas: memberikan yang terbaik untuk perfilman Tanah Air.
“Ketika membangun MD, saya bilang saya ingin membuat yang berbeda,” ungkap Manoj dalam sebuah wawancara.
MD Entertainment tumbuh dari perusahaan kecil dengan lima karyawan menjadi konglomerat hiburan dengan berbagai anak perusahaan. MD Pictures fokus pada film layar lebar, MD Animation menggarap konten animasi, dan MD Music menangani soundtrack serta produksi musik.
Terobosan besar datang pada 2018 ketika MD Pictures menjadi perusahaan film pertama di Indonesia yang melantai di Bursa Efek Indonesia. Langkah ini menandai profesionalisme dan ambisi Manoj dalam membesarkan bisnisnya.
Karya-karya MD Entertainment berhasil menyedot jutaan penonton. Film seperti “Habibie & Ainun”, “Ayat-Ayat Cinta”, dan yang terbaru “KKN di Desa Penari” yang meraih lebih dari 9 juta penonton, membuktikan kepiawaian Manoj membaca selera pasar. Sinetron “Layangan Putus” bahkan menembus pasar internasional dengan 20 juta penonton dan nominasi di Jepang.
Pencapaian membanggakan datang pada 2025 ketika MD Entertainment meraih penghargaan Media & Hiburan Terbaik dalam ajang Bisnis Indonesia Awards. Penghargaan ini mengukuhkan posisi perusahaan sebagai pemain utama industri hiburan Indonesia.
Langkah strategis terbesar Manoj terjadi pada Oktober 2024. Ia mengakuisisi 80,05 persen saham PT Net Visi Media Tbk (NET TV) dengan nilai transaksi mencapai Rp1,65 triliun. Akuisisi ini melibatkan pembelian 25,22 miliar saham baru senilai Rp1,26 triliun, ditambah pembelian 7,88 miliar saham dari pemegang saham lama senilai Rp394,44 miliar.
NET TV, yang tengah mengalami kesulitan keuangan dengan kerugian Rp225 miliar pada 2023 dan Rp77,3 miliar hingga April 2024, mendapat suntikan dana segar. Stasiun televisi ini kemudian berganti nama menjadi PT MDTV Media Technologies Tbk.
“Dengan akuisisi NET TV ini, jangkauan pasar MD Entertainment semakin bertambah khususnya di bidang penyiaran televisi. Kami yakin di masa mendatang hal ini turut mendukung peningkatan penjualan kami dalam konten-konten di saluran distribusi televisi,” terang Manoj dalam konferensi pers Oktober 2024.
Akuisisi ini bukan sekadar ekspansi bisnis, melainkan strategi jangka panjang. Manoj menargetkan MDTV berkontribusi minimal 20 persen terhadap total pendapatan MD Entertainment. Dengan pangsa pasar televisi yang sebelumnya hanya 1,5 persen, MDTV memiliki ruang besar untuk tumbuh.
Untuk mendukung akuisisi tersebut, MD Entertainment mendapat fasilitas pinjaman Rp794,75 miliar dari Bank Mandiri. Perusahaan juga menyuntikkan dana Rp28,5 miliar ke lima anak usahanya untuk memperkuat struktur keuangan grup.
Kesuksesan Manoj tidak lepas dari dukungan keluarga. Ia menikah dengan Shania Lakha pada 2000 dan dikaruniai tiga anak: Sairaa, Nayla, dan Rehaan Punjabi. Keluarga menjadi fondasi yang memperkuat langkahnya dalam membangun kerajaan bisnis.
Kekayaan bersih Manoj kini mencapai US$1,6 miliar atau sekitar Rp25,6 triliun menurut Forbes 2024. Angka fantastis ini menempatkannya sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia.
Perjalanan dari karyawan yang dipecat hingga menjadi raja industri hiburan membuktikan bahwa kegagalan awal bukanlah akhir segalanya. Dengan visi jelas, kerja keras, dan keberanian mengambil risiko, Manoj Punjabi berhasil membangun kerajaan bisnis yang mengubah wajah industri hiburan Indonesia.
Di bawah kepemimpinannya, MD Entertainment terus berinovasi. Film terbarunya, “Tenung”, adaptasi dari novel karya Risa Saraswati dan Dimas Tri Aditiyo, menunjukkan komitmen perusahaan menghadirkan karya berkualitas.
“Tenung bukan hanya soal horor, tapi juga menggambarkan emosi dan hubungan keluarga,” ujar Manoj dalam jumpa pers Desember 2024.
Dengan lebih dari 150 film yang diproduksi, anak perusahaan yang terus berkembang, dan akuisisi stasiun televisi, Manoj Punjabi membuktikan bahwa mimpi besar dapat diwujudkan dengan determinasi dan strategi bisnis yang tepat.
Jangan Lewatkan Update Terbaru!
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan WhatsApp Channel