AS Beri Pengecualian Tarif Sejumlah Komoditas Indonesia, Minta Akses Mineral Kritis

Ringkasan Penting
- AS memberikan pengecualian tarif bagi sejumlah produk unggulan Indonesia seperti minyak sawit, kopi/kakao, dan teh, yang sebelumnya terdampak tarif resiprokal 19 persen.
- Sebagai timbal balik, AS meminta akses terhadap mineral kritis Indonesia, termasuk komoditas strategis seperti nikel, aluminium, litium, dan logam tanah jarang.
- Indonesia dan AS menargetkan finalisasi dokumen Agreement on Reciprocal Trade (ART) pada Januari 2026 dan dijadwalkan Prabowo–Trump bertemu untuk penandatanganan resmi sebelum akhir Januari.
, Jakarta – Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat (AS) mencapai kesepakatan lanjutan dalam perundingan perdagangan kedua negara. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut, AS sepakat memberikan pengecualian tarif bagi sejumlah produk unggulan Indonesia yang selama ini terdampak kebijakan tarif resiprokal.
Dalam konferensi pers dari Washington, Airlangga menjelaskan, pengecualian tarif tersebut mencakup komoditas strategis seperti minyak kelapa sawit beserta turunannya, kopi, kakao, hingga teh. Kebijakan ini menjadi angin segar bagi sektor industri nasional yang sebelumnkya terbebani tarif hingga 19 persen.
“AS memberikan pengecualian terhadap tarif sejumlah produk unggulan kita seperti minyak sawit, kopi, dan teh,” ujar Airlangga.
Namun demikian, AS juga mengajukan permintaan timbal balik. Washington berharap dapat memperoleh akses terhadap komoditas mineral kritis Indonesia sebagai bagian dari kepentingan strategisnya.
“AS sangat berharap mendapatkan akses terhadap critical mineral dari Indonesia,” tegas Airlangga.
Sebagai catatan, mineral kritis merupakan komoditas yang memiliki peran vital bagi perekonomian nasional, pertahanan, dan keamanan negara, serta rentan terhadap gangguan pasokan. Dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 296.K/MB.01/MEM.B/2023, mineral kritis di antaranya mencakup aluminium, nikel, litium, dan logam tanah jarang.
Perjanjian Dagang Disiapkan, Prabowo–Trump Dijadwalkan Bertemu Januari 2026
Airlangga menegaskan, kesepakatan yang terbangun antara Indonesia dan AS memiliki sifat komersial sekaligus strategis bagi kedua negara. Kesepakatan ini juga menjadi kelanjutan dari pernyataan bersama sebelumnya mengenai penurunan tarif resiprokal Indonesia dari 32 persen menjadi 19 persen.
Dalam pertemuan dengan United States Trade Representative (USTR) Jamieson Greer, kedua pihak sepakat mengebut penyelesaian teknis dokumen perdagangan. Targetnya, seluruh proses legal akan rampung pada Januari 2026.
“Pada minggu kedua Januari 2026 akan dilanjutkan pertemuan teknis untuk legal scrubbing dan finalisasi dokumen. Ditargetkan selesai antara 12–19 Januari,” jelas Airlangga.
Setelah seluruh tahapan teknis diselesaikan, Indonesia dan AS berencana menandatangani Agreement on Reciprocal Trade (ART) secara resmi. Penandatanganan dokumen perdagangan tersebut direncanakan dilakukan langsung oleh Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden AS Donald Trump sebelum akhir Januari 2026.
“Saat ini pihak AS sedang mengatur waktu yang tepat untuk rencana pertemuan antara kedua pemimpin,” tutup Airlangga.
Jangan Lewatkan Update Terbaru!
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan WhatsApp Channel