Rubrikasi

Informasi

Ikuti Kami

Dude Harlino Terseret Dua Skandal Besar: Dana Syariah Indonesia Macet Rp1,2 Triliun dan Roti O Viral Tolak Uang Tunai

N.F Mubarok
Bagikan:

Ringkasan Penting

  • Dude Harlino terseret dua kasus besar sebagai mantan brand ambassador DSI yang gagal bayar Rp1,2 triliun kepada 4.200 korban dan brand ambassador Roti O yang viral menolak pembayaran tunai dari nenek.
  • Dude menegaskan perannya hanya promotor tanpa terlibat operasional atau pengelolaan dana, sudah tidak menjadi BA DSI sejak Agustus 2025, namun merasa punya tanggung jawab moral membantu korban.
  • Publik keliru mengira Dude pemilik Roti O, padahal pemilik sebenarnya adalah PT Sebastian Citra Indonesia yang didirikan Dita Destiara pada 2012 dengan 800+ outlet di Indonesia.

Resolusi.co, JAKARTA – Aktor Dude Harlino tengah menjadi sorotan publik setelah namanya terseret dalam dua kasus besar yang melibatkan merek-merek yang pernah ia wakili sebagai brand ambassador. Suami Alyssa Soebandono ini mendapat tekanan dari berbagai pihak meski menegaskan perannya hanya sebatas duta merek, bukan pemilik atau pengelola kedua bisnis tersebut.

Kasus pertama melibatkan Dana Syariah Indonesia, platform fintech peer-to-peer lending yang mengalami gagal bayar. Dude Harlino pernah menjadi brand ambassador DSI hingga Agustus 2025. Masalah mulai mencuat pada pertengahan 2025 ketika ribuan lender mengeluhkan kesulitan menarik dana investasi mereka.

“Yang saya sampaikan waktu itu, keterlibatan saya hanya sebagai Brand Ambassador,” ujar Dude.

Dalam konferensi pers yang digelar di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, pada Rabu (10/12/2025), Dude hadir mendampingi para korban dan membuka data yang telah diverifikasi oleh Paguyuban Lender DSI.

“Dan dana yang tertahan itu, menurut yang sudah diverifikasi oleh tim Paguyuban adalah Rp 1,2 triliun. Jumlah yang sangat besar sekali,” kata Dude dalam konferensi pers tersebut.

Ia menjelaskan bahwa jumlah lender yang diduga menjadi korban terus bertambah dan kini mencapai sekitar 4.200 orang. Banyak dari mereka adalah pensiunan dan masyarakat yang menggantungkan dana tersebut untuk kebutuhan penting seperti biaya kesehatan dan pendidikan.

Sejak kasus ini mencuat, akun media sosial Dude dibanjiri pesan dari para investor yang meminta pertanggungjawaban. Meski sudah tidak menjadi brand ambassador sejak Agustus 2025, Dude mengaku memahami mengapa para korban menghubunginya.

“Saya memahami konsekuensi sebagai Brand Ambassador, bahwa memang akan banyak yang bertanya, banyak yang DM, itu sangat lumrah sekali,” ujar Dude.

“Terhitung sejak Agustus kemarin ya (sudah tidak jadi BA),” kata Dude.

Ia menegaskan bahwa selama menjadi brand ambassador, perannya hanya sebatas kerja sama promosi dan tidak terlibat dalam pengelolaan dana maupun operasional perusahaan. Namun, Dude merasa memiliki tanggung jawab moral untuk membantu menyuarakan keluhan para lender.

Belum selesai dengan kasus DSI, nama Dude Harlino kembali terseret dalam kontroversi yang melibatkan Roti O. Merek roti asal Indonesia ini viral di media sosial setelah sebuah video memperlihatkan penolakan pembayaran tunai terhadap seorang nenek di salah satu gerainya.

Dalam video yang beredar luas, terlihat seorang nenek hendak membeli roti menggunakan uang tunai namun ditolak karena gerai Roti O hanya menerima pembayaran melalui QRIS. Seorang pria yang berada di lokasi kemudian memprotes kebijakan tersebut, memicu perdebatan publik tentang kewajiban menerima Rupiah sebagai alat pembayaran sah di Indonesia.

Banyak warganet yang salah mengira Dude Harlino sebagai pemilik Roti O karena wajahnya selalu terpampang di hampir semua outlet dan materi promosi merek tersebut. Padahal, Dude hanya berperan sebagai brand ambassador, bukan pemilik.

Roti O sendiri merupakan merek roti asli Indonesia yang didirikan oleh PT Sebastian Citra Indonesia pada tanggal 23 Mei 2012 lalu. Gerai pertama Roti O resmi dibuka di Stasiun Jakarta Kota.

Perusahaan ini kini memiliki lebih dari 800 outlet di seluruh Indonesia dengan strategi pembukaan gerai di lokasi-lokasi dengan mobilitas tinggi seperti stasiun kereta api dan bandara. Di balik kesuksesan Roti O, terdapat sosok Dita Destiara sebagai pendiri sekaligus tokoh utama yang membangun merek ini.

Menanggapi kontroversi viral tersebut, manajemen Roti O mengeluarkan pernyataan resmi melalui akun Instagram @rotio.indonesia. Mereka mengakui adanya kekurangan dalam pelayanan di lapangan dan menyampaikan permohonan maaf. Manajemen menjelaskan bahwa penerapan sistem pembayaran nontunai di beberapa gerai bertujuan untuk mempermudah transaksi.

Kasus ini memicu reaksi dari berbagai pihak, termasuk ekonom yang mengingatkan tentang kedaulatan Rupiah sebagai alat pembayaran yang sah. Pakar kebijakan ekonomi menegaskan bahwa meskipun digitalisasi pembayaran perlu didorong, pelaku usaha tetap wajib menerima pembayaran tunai.

Dua kasus yang melilit Dude Harlino ini menjadi pelajaran penting tentang risiko menjadi brand ambassador. Meski tidak terlibat dalam pengelolaan bisnis, figur publik yang menjadi wajah sebuah merek kerap harus menanggung konsekuensi ketika merek tersebut bermasalah.

Dalam bio Instagram pribadinya, Dude Harlino mencantumkan Roti O sebagai salah satu merek yang menjalin kerja sama dengannya dalam kapasitas sebagai brand ambassador. Pemilihan Dude yang dikenal memiliki citra bersih dan dekat dengan nilai-nilai keluarga merupakan langkah strategis untuk membangun kepercayaan konsumen.

Namun, strategi pemasaran yang menciptakan asosiasi kuat antara brand ambassador dengan merek justru berbalik menjadi bumerang ketika merek tersebut mengalami masalah. Dude kini harus menghadapi tekanan publik dari dua arah sekaligus, meski ia berkali-kali menegaskan tidak terlibat dalam pengelolaan operasional kedua perusahaan tersebut.

📰

Jangan Lewatkan Update Terbaru!

Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan WhatsApp Channel