Hartono Bersaudara Masih Jadi Orang Terkaya Indonesia 2025, Kekayaan Tembus Rp727 Triliun

Ringkasan Penting
- Hartono bersaudara (R. Budi Hartono dan Michael Hartono) masih menempati posisi orang terkaya Indonesia 2025 dengan total kekayaan US$ 43,8 miliar atau Rp727,08 triliun, meski turun US$ 6,5 miliar dari periode sebelumnya.
- Sumber utama kekayaan berasal dari investasi di BCA serta bisnis rokok Djarum Group, yang berhasil mereka bangkitkan sejak muda setelah kehilangan ayah dan menghadapi krisis kebakaran pabrik.
- Portofolio bisnis terus meluas, mencakup properti, elektronik (Polytron), digital (Kaskus), kendaraan listrik, agribisnis, hingga pertambangan, menjadikan mereka simbol konglomerasi kuat di Indonesia dan Asia Tenggara.
, Jakarta – Posisi orang terkaya di Indonesia tahun 2025 masih ditempati oleh R. Budi Hartono dan Michael Hartono. Duo konglomerat yang dikenal sebagai Hartono bersaudara itu kembali berada di puncak daftar orang terkaya nasional, sekaligus menegaskan dominasinya di kawasan Asia Tenggara.
Berdasarkan data terbaru, total kekayaan Hartono bersaudara tercatat mencapai US$ 43,8 miliar atau setara Rp 727,08 triliun (kurs Rp 16.600). Meski masih bertengger di peringkat pertama, nilai kekayaan mereka mengalami penurunan sekitar US$ 6,5 miliar dibandingkan periode sebelumnya. Namun demikian, posisi puncak tersebut telah mereka kuasai secara konsisten dalam dua tahun terakhir, yakni 2023 dan 2024.
Dalam catatan Forbes, Hartono bersaudara juga pernah masuk jajaran lima besar orang terkaya Asia Tenggara. Pada daftar terakhir yang dirilis Forbes tahun 2017, keduanya menempati peringkat kelima dengan total kekayaan sekitar US$ 32 miliar.
Sebagian besar kekayaan keluarga Hartono bersumber dari investasi strategis di PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Saham BCA mulai mereka akumulasi setelah keluarga Salim kehilangan kendali atas bank tersebut pada masa krisis ekonomi Asia 1997–1998. Langkah ini menjadi salah satu keputusan bisnis paling menentukan dalam perjalanan kekayaan mereka.
Selain sektor perbankan, bisnis utama keluarga Hartono bertumpu pada PT Djarum atau Djarum Group. Perusahaan rokok kretek tersebut didirikan oleh ayah mereka, Oei Wie Gwan, dan kini dikelola oleh generasi berikutnya, yakni Victor Hartono, putra dari R. Budi Hartono.
Perjalanan bisnis Hartono bersaudara tidak dimulai dari kondisi yang mudah. Keduanya harus kehilangan sang ayah pada usia yang relatif muda, masing-masing 23 dan 24 tahun. Di saat bersamaan, pabrik rokok Djarum di Kudus, Jawa Tengah, juga dilanda kebakaran hebat yang membuat perusahaan berada dalam kondisi keuangan yang sulit.
Namun dengan ketekunan dan naluri bisnis yang kuat, Hartono bersaudara mampu membangkitkan kembali Djarum. Pada era 1970-an, Djarum tumbuh menjadi salah satu pemasok rokok cengkeh terbesar di dunia. Tahun 1972, Djarum mulai menembus pasar ekspor, disusul peluncuran Djarum Filter pada akhir 1970-an dan Djarum Super pada 1981.
Seiring waktu, portofolio bisnis keluarga Hartono kian melebar. Selain rokok dan perbankan, mereka memiliki aset properti di Jakarta, bisnis elektronik melalui merek Polytron, serta ekspansi ke sektor kendaraan listrik. Di ranah digital, keluarga ini juga membangun Global Digital Prima Venture yang kemudian mengakuisisi Kaskus, salah satu forum daring terbesar di Indonesia.
Tak berhenti di situ, investasi Hartono bersaudara juga merambah sektor agribisnis dan pertambangan, menegaskan fleksibilitas dan daya tahan strategi bisnis mereka lintas sektor.
Dengan jejak panjang di dunia usaha dan diversifikasi bisnis yang luas, Hartono bersaudara tetap menjadi simbol kekuatan ekonomi nasional, sekaligus bukti konsistensi konglomerasi Indonesia di tingkat regional.
Jangan Lewatkan Update Terbaru!
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan WhatsApp Channel