Empat Kabupaten di Sumut Dihantam Banjir dan Longsor, BNPB Minta Warga Mengungsi Jika Hujan Lebat Sejam

Ringkasan Penting
- Empat kabupaten di Sumut diterjang banjir–longsor, 8 tewas dan ribuan mengungsi.
- BNPB minta warga mengungsi jika hujan lebat sejam.
- BMKG: Bibit Siklon 95B picu cuaca ekstrem dan gelombang tinggi.
, JAKARTA — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan empat kabupaten di Sumatra Utara terdampak banjir dan tanah longsor secara bersamaan sejak Senin (24/11/2025) hingga Selasa (25/11/2025). Wilayah yang dilanda bencana mencakup Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan.
Hingga Rabu (26/11/2025), BNPB mencatat korban meninggal dunia akibat bencana di Tapanuli Selatan mencapai 8 orang. Sebanyak 58 orang dilaporkan luka-luka dan 2.851 warga harus mengungsi. Banjir dan longsor turut memutus akses jalan di berbagai titik akibat derasnya arus air yang membawa material lumpur, batang pohon, puing bangunan, serta sampah rumah tangga.
BNPB: Waspadai Hujan Lebat Lebih dari Satu Jam
BNPB mengungkapkan, cuaca ekstrem yang memicu bencana dipengaruhi dua sistem atmosfer signifikan. Mengutip laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta, terdapat Siklon Tropis KOTO di Laut Sulu dan Bibit Siklon 95B di Selat Malaka yang menguat sejak 25 November 2025.
“Kedua sistem ini memengaruhi peningkatan curah hujan dan angin kencang di wilayah Sumatra bagian utara,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Rabu (26/11/2025).
BNPB meminta masyarakat dan pemerintah daerah meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan. Pemantauan kondisi cuaca dinilai penting, terutama bagi warga yang tinggal di wilayah rawan longsor, bantaran sungai, serta lereng perbukitan.
“Masyarakat diimbau mengikuti arahan petugas di lapangan. Jika hujan lebat terjadi lebih dari satu jam, segera lakukan evakuasi ke lokasi yang lebih aman,” kata Abdul Muhari. Ia menambahkan bahwa BNPB terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mempercepat penanganan darurat di Tapanuli Raya.
BMKG: Bibit Siklon 95B Tingkatkan Risiko Cuaca Ekstrem
Secara terpisah, BMKG menyampaikan perkembangan Bibit Siklon Tropis 95B yang terdeteksi sejak 21 November 2025 di perairan timur Aceh dan Selat Malaka. Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, mengatakan bibit siklon tersebut mengalami peningkatan intensitas yang berpotensi menimbulkan cuaca ekstrem di Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Riau.
“95B memicu hujan lebat hingga ekstrem serta angin kencang di sejumlah wilayah. Kami meminta masyarakat tetap waspada dan mengikuti pembaruan informasi resmi,” ujar Faisal.
BMKG menegaskan perlunya kesiapsiagaan pemerintah daerah, terutama terkait potensi banjir, banjir pesisir, hingga pohon tumbang. Nelayan dan pelaku transportasi laut juga diminta mewaspadai gelombang tinggi yang dapat mengganggu keselamatan pelayaran.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menambahkan bahwa sistem 95B masih aktif di dekat perairan Aceh per 26 November 2025 pukul 01.00 WIB. “Peluang bibit ini berkembang menjadi siklon tropis cukup tinggi dalam 24 jam ke depan,” ujarnya.
Menurut BMKG, sistem tersebut dapat memicu gelombang laut 2,5–4 meter di Selat Malaka bagian tengah, perairan timur Sumatra Utara, serta Samudra Hindia barat Aceh hingga Nias. Sementara gelombang sedang berpotensi terjadi di sejumlah perairan di Riau dan sekitarnya.
BMKG memastikan pemantauan dilakukan selama 24 jam penuh melalui TCWC Jakarta. Masyarakat diminta mengakses kanal resmi BMKG dan tidak mudah mempercayai informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Jangan Lewatkan Update Terbaru!
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan WhatsApp Channel