Presiden Instruksikan Penanganan Bencana Sumatera sebagai Kerja Prioritas Nasional

Ringkasan Penting
- Presiden Prabowo menetapkan penanganan banjir Sumatera sebagai prioritas nasional dengan mengerahkan seluruh anggaran dan logistik melalui dana siap pakai untuk mempercepat evakuasi dan pemulihan.
- BNPB mencatat 753 korban meninggal, 650 hilang, dan 3,3 juta warga terdampak di Aceh, Sumut, dan Sumbar dengan kerusakan ribuan rumah dan ratusan fasilitas umum.
- Pemerintah menggelontorkan bantuan Rp25 miliar dan mengevakuasi 35.857 warga melalui operasi gabungan TNI, Polri, dan Basarnas di berbagai lokasi terdampak.
, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan untuk memperlakukan penanggulangan bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat sebagai kerja prioritas nasional saat ini. Instruksi tersebut disampaikan guna mempercepat proses evakuasi, penyaluran bantuan, dan pemulihan pascabencana.
“Presiden memberikan instruksi agar situasi ini diperlakukan sebagai prioritas nasional,” kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pratikno, dalam konferensi pers di Pangkalan Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada Rabu (3/12/2025).
Melalui instruksi presiden tersebut, pemerintah dapat mengerahkan seluruh kebutuhan anggaran dan logistik secara total melalui dana siap pakai. Langkah ini dinilai bisa mempercepat proses penanggulangan bencana, mulai dari evakuasi warga, penyaluran bantuan, hingga pemulihan awal di lapangan.
“Ada jaminan bahwa dana dan logistik nasional tersedia secara penuh secara total. Salah satunya pada saat tanggap darurat ini menggunakan dana siap pakai,” ujarnya.
Pratikno juga meminta masyarakat mewaspadai potensi bencana susulan yang dipicu cuaca ekstrem. Ia mengutip laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika yang memperkirakan hujan lebat masih akan terjadi hingga akhir tahun di sejumlah wilayah Indonesia.
“Termasuk di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Jawa, Kalimantan, Maluku, dan Papua. Kami telah mewaspadai dan mempersiapkan sedini mungkin untuk mengurangi risiko semaksimal mungkin,” kata Pratikno.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana per Rabu (3/12/2025) pagi mencatat korban meninggal dunia akibat banjir bandang dan tanah longsor di tiga provinsi Sumatera mencapai 753 orang. Data yang dirilis melalui laman resmi BNPB menunjukkan rincian korban di Aceh sebanyak 218 orang, Sumatera Utara 301 orang, dan Sumatera Barat 234 orang.
Selain itu, sebanyak 650 orang masih dinyatakan hilang dan 2.600 orang lainnya mengalami luka-luka. Korban hilang tersebar di Aceh 227 orang, Sumatera Utara 163 orang, dan Sumatera Barat 260 orang.
Secara keseluruhan, bencana banjir dan longsor ini mengakibatkan 3,3 juta warga terdampak dari 49 kabupaten dan kota yang tersebar di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Sebanyak 576.300 orang kini berada di pengungsian dan membutuhkan bantuan logistik, air bersih, serta layanan kesehatan.
BNPB juga mencatat kerusakan infrastruktur yang cukup parah. Sebanyak 3.600 rumah rusak berat, 2.100 rumah rusak sedang, dan 3.700 rumah rusak ringan. Fasilitas umum yang rusak meliputi 299 jembatan, 129 fasilitas peribadatan, 9 fasilitas kesehatan, dan 323 fasilitas pendidikan.
Presiden Prabowo telah meninjau langsung empat lokasi terdampak bencana pada Senin (1/12/2025), yakni Tapanuli Tengah, Medan, Aceh Tenggara, dan Padang Pariaman. Ketika hadir di tengah pengungsi, kepala negara menenangkan warga bahwa prediksi cuaca terburuk sudah lewat.
“Alhamdulillah kita punya anggarannya, kita lakukan penghematan banyak di pusat supaya sebanyak mungkin bantuan, sebanyak mungkin kita bisa membantu kepentingan rakyat di paling bawah, desa, kecamatan,” kata Prabowo saat berada di Aceh.
Kementerian Sosial telah menggelontorkan bantuan senilai sekitar Rp25 miliar untuk memenuhi kebutuhan mendesak para korban. Dana tersebut dialokasikan untuk berbagai kebutuhan, mulai dari bahan baku dapur umum hingga dukungan bagi tenaga sosial yang bekerja langsung di lokasi bencana.
“Untuk keseluruhan sudah kira-kira mencapai sekitar Rp25 miliar,” ujar Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul dalam keterangan resminya.
Badan SAR Nasional melaporkan telah mengevakuasi 35.857 warga terdampak hingga Selasa (2/12/2025) malam. Operasi evakuasi dilakukan secara simultan di berbagai kabupaten dan kota yang mengalami banjir bandang maupun longsor.
Di Aceh, Basarnas mengevakuasi 1.600 warga dari 18 wilayah terdampak. Sementara di Sumatera Utara, sebanyak 4.599 warga berhasil dievakuasi dari 11 kabupaten dan kota. Provinsi Sumatera Barat menjadi wilayah dengan jumlah evakuasi terbesar, yakni 29.658 warga dari 11 daerah yang dilanda banjir besar dan longsor.
Operasi penyelamatan dilakukan dengan dukungan personel gabungan, termasuk TNI, Polri, relawan setempat, dan berbagai instansi pemerintah daerah. Di beberapa lokasi, petugas masih menghadapi hambatan berupa akses jalan yang putus, cuaca ekstrem, dan medan berat yang menyulitkan proses pencarian dan evakuasi.
Bupati Aceh Tamiang, Armia Pahmi, memastikan bantuan dari berbagai jalur mulai masuk meski sejumlah daerah masih terisolasi dan akses kesehatan belum sepenuhnya pulih. Bantuan dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, serta pemerintah kabupaten sudah mulai berdatangan sejak Senin (1/12/2025) malam.
“Rencana saya, besok saya sudah minta sama bus Polri, untuk menyampaikan helikopter Polri di Payambedi. Saya langsung kendalikan di sini,” ujarnya pada Rabu (3/12/2025).
Pusat distribusi bantuan akan dipusatkan di Payambedi karena dekat dengan helipad untuk memudahkan penyerahan bantuan. Posko kesehatan juga telah disiapkan di tiap kecamatan untuk menangani warga yang membutuhkan perawatan medis.
BNPB menegaskan bahwa data korban masih bersifat dinamis dan bisa terus berubah seiring berlangsungnya proses pencarian, pendataan ulang, dan pembukaan akses ke wilayah-wilayah yang sebelumnya terisolasi. Pemerintah juga terus mengupayakan penyaluran bantuan logistik, perbaikan jalur distribusi, serta penanganan darurat untuk para pengungsi.
Untuk akses darat di wilayah lain, kondisi berangsur membaik. Per Rabu (3/12/2025) sekitar pukul 08.00 hingga 09.00 WIB, mobilisasi untuk truk besar sudah bisa melewati jalan di daerah Semadam. Namun beberapa wilayah masih terisolasi, terutama di Kecamatan Bandar Pusaka, Babu, dan Tenggulun.
Bencana banjir dan longsor di Sumatera tahun ini menjadi salah satu kejadian paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir di Indonesia. Tragedi ini menegaskan betapa rentannya kawasan Sumatera terhadap cuaca ekstrem di tengah perubahan iklim global dan kerusakan ekosistem yang terus terjadi.
Jangan Lewatkan Update Terbaru!
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan WhatsApp Channel