Rubrikasi

Informasi

Ikuti Kami

Emas Melemah! ECB Pertahankan Suku Bunga untuk Keempat Kalinya Berturut-turut

N.F Mubarok
Bagikan:
Doc. Ist.

Ringkasan Penting

  • Harga emas terkoreksi 0,2% ke 4.330 dollar AS, setelah ECB pertahankan suku bunga untuk keempat kalinya berturut-turut di 2% (deposit), 2,15% (pembiayaan utama), dan 2,4% (pinjaman marjinal).
  • Data inflasi AS turun jadi 2,7% dari perkiraan 3,1%, mengurangi daya tarik emas sebagai lindung nilai inflasi, pasar mulai hitung peluang The Fed pangkas suku bunga Januari 2026.
  • Prospek jangka panjang tetap positif dengan target 5.000 dollar AS, didukung pembelian Bank Rakyat China untuk bulan ke-13 berturut-turut dan ekspektasi suku bunga The Fed lebih rendah.

Resolusi.co, JAKARTA – Harga emas dunia mengalami koreksi pada perdagangan hari ini setelah Bank Sentral Eropa (ECB) mempertahankan suku bunga tidak berubah untuk pertemuan keempat berturut-turut pada Kamis (19/12/2025).

ECB mempertahankan biaya pinjaman dengan menjaga suku bunga pada Fasilitas Deposit di 2,00 persen, Operasi Pembiayaan Utama di 2,15 persen, dan Fasilitas Pinjaman Marjinal di 2,40 persen, sesuai dengan ekspektasi pasar.

Harga emas di pasar spot tercatat melemah sekitar 0,2 persen ke level 4.330,39 dollar AS per ons troi pada perdagangan Kamis. Sementara kontrak berjangka emas AS ditutup turun 0,2 persen ke posisi 4.364,50 dollar AS per ons troi.

Dalam pernyataan kebijakan moneternya, Dewan Gubernur ECB menegaskan komitmennya untuk memastikan bahwa inflasi stabil di target 2 persen dalam jangka menengah. Keputusan ini diambil setelah inflasi di kawasan Euro tetap mendekati target dan ekonomi menunjukkan ketahanan yang relatif kuat.

Analis komoditas City Index dan FOREX.com, Fawad Razaqzada, menilai pelemahan harga emas cukup masuk akal setelah rilis data inflasi terbaru dari Amerika Serikat.

“Sekarang inflasi terlihat turun lebih cepat dari perkiraan. Hal ini mengurangi minat untuk membeli perlindungan terhadap inflasi. Emas selama ini menjadi lindung nilai utama inflasi, jadi pelemahannya bisa dimengerti,” ujarnya.

Data menunjukkan, indeks harga konsumen (CPI) AS pada November naik 2,7 persen secara tahunan, lebih rendah dari perkiraan pasar yang mengharapkan kenaikan 3,1 persen. Kondisi ini mengurangi daya tarik emas sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi.

Pasar pun mulai memperhitungkan peluang yang sedikit lebih besar bagi The Federal Reserve (The Fed) untuk memangkas suku bunga pada pertemuan Januari mendatang. Razaqzada menambahkan, lonjakan harga emas selama beberapa tahun terakhir tidak lepas dari inflasi tinggi yang menggerus nilai mata uang fiat.

Sebagai aset yang tidak memberikan imbal hasil, emas umumnya diuntungkan dalam lingkungan suku bunga rendah dan dikenal luas sebagai pelindung nilai terhadap inflasi.

Sebelumnya, The Fed telah memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin ke level 3,50-3,75 persen pada Rabu (10/12/2025), namun mengisyaratkan kemungkinan jeda penurunan suku bunga pada pertemuan berikutnya. Pejabat The Fed menunggu sinyal yang lebih jelas mengenai arah inflasi dan kondisi pasar tenaga kerja.

Meski terkoreksi, prospek jangka menengah hingga panjang emas dinilai masih positif. Wakil Presiden sekaligus Senior Metals Strategist Zaner Metals, Peter Grant, mengatakan tren harga emas tetap mengarah naik.

“Tren harga emas masih sangat positif dan potensi penembusan ke atas masih terbuka. Target kenaikan saya berada di 4.515,63 dollar AS, dan level 5.000 dollar AS masih menjadi sasaran yang realistis,” jelasnya.

Sebelumnya, harga emas sempat mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di 4.381,21 dollar AS per ons troi pada 20 Oktober 2025, dan masih bergerak di dekat level tersebut pada awal sesi.

Antara Juni 2024 dan Juni 2025, ECB telah menurunkan biaya pinjaman sebesar 200 basis poin, berhenti sejenak pada Juli 2025. Pasar saat ini mengharapkan tingkat suku bunga tetap tidak berubah hingga akhir tahun, dengan potensi kembali ke kebijakan ketat pada akhir 2026.

Dari sisi fundamental, emas mendapat dukungan dari ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed. Kebijakan suku bunga yang lebih rendah cenderung meningkatkan minat terhadap emas karena menurunkan biaya peluang memegang aset non-yield seperti logam mulia.

Selain itu, permintaan emas dari bank sentral global kembali meningkat. Data terbaru menunjukkan Bank Rakyat China (PBoC) menambahkan cadangan emas untuk bulan ke-13 berturut-turut, memperkuat tren akumulasi emas secara sistematis dari institusi moneter global.

📰

Jangan Lewatkan Update Terbaru!

Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan WhatsApp Channel