Garuda Kantongi Suntikan Rp 23,7 Triliun dari Danantara, Operasional Armada Melonjak

Ringkasan Penting
- Garuda Indonesia menerima suntikan dana Rp 23,7 triliun dari BPI Danantara, terdiri dari SHL US$ 405 juta dan penyertaan modal US$ 1 miliar untuk mempercepat penyehatan keuangan dan transformasi bisnis.
- Dana difokuskan pada pemeliharaan armada Citilink dan Garuda, serta pembayaran utang Citilink ke Pertamina, dengan porsi terbesar untuk perbaikan pesawat.
- Jumlah pesawat yang beroperasi melonjak menjadi 90 unit per November 2025, naik signifikan dibanding Juli 2025 setelah dukungan pendanaan mulai digulirkan.
, Jakarta —Maskapai pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk kembali mendapat napas panjang setelah Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) mengucurkan dana sebesar Rp 23,7 triliun. Suntikan dana jumbo ini disebut menjadi momentum penting bagi percepatan transformasi dan penyehatan kinerja Garuda Indonesia.
Wakil Direktur Utama Garuda Indonesia, Thomas Sugiarto, menjelaskan bahwa dana tersebut bersumber dari dua skema, yakni shareholder loan (SHL) senilai US$ 405 juta serta penyertaan modal tunai sebesar US$ 1 miliar.
“Dukungan ini menjadi titik balik Garuda yang tengah fokus mempercepat transformasi menuju maskapai yang kembali kompetitif di pasar global,” ujar Thomas dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR di Senayan, Jakarta, Senin (1/12/2025).
Thomas merinci bahwa dana Danantara akan diarahkan pada sejumlah kebutuhan kritikal. Sekitar 47 persen atau Rp 11,2 triliun digunakan untuk penyehatan dan pemeliharaan armada Citilink. Lalu 37 persen atau Rp 8,7 triliun untuk pemeliharaan pesawat Garuda Indonesia. Termasuk di dalamnya, pemenuhan kewajiban pembayaran utang Citilink kepada Pertamina senilai US$ 225 juta.
Per November 2025, Garuda Indonesia berhasil meningkatkan jumlah pesawat yang dioperasikan menjadi 58 unit, sementara Citilink mengoperasikan 32 unit. Total 90 pesawat ini menunjukkan lonjakan signifikan dibanding Juli 2025, ketika Citilink hanya mengoperasikan 21 pesawat dan Garuda 56 pesawat.
Selain memperkuat armada, Garuda Indonesia juga mendorong strategi pendukung lain seperti kemitraan strategis, monetisasi kargo, serta optimalisasi pendapatan di berbagai lini.
“Secara internal, kami tengah menjalankan reformasi organisasi, digitalisasi proses inti, serta peningkatan customer journey dan tata kelola. Biaya perusahaan akan kami monitor lebih dekat agar seluruh jajaran bekerja lebih lincah, efisien, dan berorientasi hasil,” lanjut Thomas.
Dengan suntikan modal besar dan percepatan restrukturisasi internal, manajemen Garuda berharap masa sulit maskapai pelat merah ini benar-benar berlalu, menuju fase baru yang lebih sehat dan kompetitif di kancah global.
Jangan Lewatkan Update Terbaru!
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan WhatsApp Channel