Rubrikasi

Informasi

Ikuti Kami

Hasil TKA 2025 Disorot DPR, Bahasa Inggris dan Matematika Masih Lemah

A. BISRI MUNIRI
Bagikan:
Dok. utbk.or.id.

Ringkasan Penting

  • Hasil TKA 2025 menunjukkan nilai Bahasa Inggris dan Matematika masih rendah secara nasional.
  • Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menilai kondisi ini mencerminkan persoalan struktural pendidikan.
  • DPR mendorong pemerintah menjadikan TKA sebagai alat evaluasi kebijakan, bukan beban bagi siswa.

Resolusi.co, Jakarta — Hasil Tes Kompetensi Akademik (TKA) 2025 menunjukkan capaian yang masih rendah pada mata pelajaran Bahasa Inggris dan Matematika.

Data ini memicu perhatian serius dari DPR RI, khususnya Komisi X, yang menilai persoalan tersebut mencerminkan masalah struktural dalam sistem pendidikan nasional.

Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menyatakan bahwa rendahnya nilai TKA tidak bisa semata-mata dibebankan kepada peserta didik.

Ia menegaskan bahwa hasil tersebut menjadi sinyal kuat adanya persoalan mendasar dalam proses pembelajaran, mulai dari kualitas pengajaran hingga pendekatan kurikulum yang belum optimal.

Berdasarkan data nasional, rata-rata nilai Bahasa Inggris tercatat sebagai yang terendah dengan skor 24,93, sementara Matematika wajib berada di angka 36,10. Adapun nilai rata-rata Bahasa Indonesia mencapai 55,38.

Jika dilihat per jenjang, nilai Bahasa Inggris di tingkat SMA hanya mencapai 26,71, sedangkan di SMK lebih rendah lagi, yakni 22,55. Capaian Matematika di SMA berada di angka 37,23.

Hetifah menilai rendahnya hasil tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti ketimpangan kualitas dan distribusi guru, metode pembelajaran yang belum kontekstual, serta minimnya penggunaan Bahasa Inggris dalam aktivitas belajar sehari-hari.

Ia juga menyoroti pembelajaran Matematika yang masih berorientasi pada hafalan, bukan pada pemahaman konsep dan penerapan logika.

Menurutnya, TKA seharusnya berfungsi sebagai instrumen evaluasi kebijakan pendidikan, bukan sebagai alat penilaian akhir yang membebani siswa.

Oleh karena itu, ia mendorong Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah untuk memanfaatkan hasil TKA sebagai dasar perbaikan sistem, termasuk penyempurnaan kurikulum dan peningkatan kompetensi pendidik.

Hetifah juga menekankan pentingnya penguatan pembelajaran Bahasa Inggris sebagai keterampilan global yang aplikatif, tanpa mengesampingkan peran Bahasa Indonesia dan bahasa daerah.

Ia berharap langkah perbaikan dapat dilakukan secara menyeluruh agar kualitas pendidikan nasional semakin merata dan relevan dengan kebutuhan zaman.

📰

Jangan Lewatkan Update Terbaru!

Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan WhatsApp Channel