Kiai Sepuh Gelar Musyawarah Kubro di Lirboyo, Ultimatum PBNU Islah 3×24 Jam atau Serahkan Mandat

Ringkasan Penting
- Kiai sepuh NU melalui Musyawarah Kubro di Pesantren Lirboyo menyerukan PBNU untuk segera melakukan islah dalam batas waktu 3×24 jam sejak 21 Desember 2025.
- Konflik internal PBNU dinilai telah menggerus marwah organisasi dan kepercayaan publik, sehingga para sesepuh meminta Rais Aam KH Miftachul Akhyar dan Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf segera menyelesaikan perselisihan.
- Jika islah gagal, kewenangan diminta diserahkan ke Mustasyar PBNU untuk menyiapkan Muktamar 2026; bila tetap buntu, MLB akan didorong melalui dukungan struktural PWNU–PCNU minimal 50% + 1.
, Jawa Timur– Para kiai sepuh dan sesepuh Nahdlatul Ulama menggelar Musyawarah Kubro Alim Ulama dan Sesepuh NU dan menyampaikan seruan tegas kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Forum besar itu meminta agar konflik internal PBNU segera diselesaikan melalui langkah islah maksimal dalam tenggat waktu 3×24 jam.
Musyawarah Kubro tersebut dilaksanakan di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, pada Minggu (21/12). Forum ini dihadiri ratusan kiai, masyayikh, serta pengurus NU dari berbagai daerah di Indonesia, baik secara langsung maupun daring. Tercatat 601 peserta hadir langsung dan 546 peserta mengikuti secara daring, mewakili 308 PWNU dan PCNU.
Sejumlah kiai sepuh hadir dalam forum tersebut, di antaranya KH Anwar Manshur, KH Nurul Huda Djazuli, KH Ma’ruf Amin, KH Said Aqil Sirodj, KH Muhammad Nuh Addawami, dan KH Zaki Mubarok. Selain itu hadir pula jajaran Syuriyah dan Tanfidziyah PBNU, pimpinan lembaga dan badan otonom, para pengasuh pesantren, serta perwakilan PWNU dan PCNU dari seluruh Indonesia.
Keprihatinan atas Konflik Internal PBNU
Juru Bicara Pondok Pesantren Lirboyo, KH Oing Abdul Muid atau yang akrab disapa Gus Muid, menyampaikan bahwa forum ini dilandasi keprihatinan mendalam atas memanasnya konflik di internal PBNU. Padahal, berbagai upaya ishlah sebelumnya telah dilakukan melalui forum para masyayikh dan sesepuh NU, termasuk musyawarah di Pesantren Al-Falah Ploso Kediri dan Tebuireng Jombang.
Forum menilai konflik berkepanjangan tersebut bukan hanya berdampak pada dinamika internal organisasi, tetapi juga menggerus kepercayaan umat serta publik terhadap NU sebagai jam’iyyah diniyah ijtima’iyah.
“Musyawarah Kubro memandang bahwa konflik internal PBNU yang berkepanjangan telah meruntuhkan marwah dan wibawa Jam’iyyah Nahdlatul Ulama, serta secara nyata menggerus kepercayaan umat dan publik terhadap NU,” tegas Gus Muid.
Seruan Islah untuk Rais Aam dan Ketua Umum PBNU
Dalam keputusan forum, para kiai sepuh secara tegas meminta Rais ‘Aam KH Miftachul Akhyar dan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf segera melakukan langkah islah sungguh-sungguh. Tenggat waktu yang diberikan adalah 3×24 jam sejak Ahad (21/12) pukul 12.00 WIB.
“Demi menjaga keutuhan Jam’iyyah dan mengembalikan kehormatan Nahdlatul Ulama, Musyawarah Kubro meminta kepada Rais ‘Aam dan Ketua Umum PBNU untuk melakukan ishlah secara sungguh-sungguh paling lambat dalam waktu 3×24 jam,” ujar Gus Muid.
Jika Islah Gagal, Mandat Diminta Diserahkan ke Mustasyar
Forum juga menyiapkan langkah lanjutan apabila upaya islah tidak tercapai dalam tenggat waktu yang ditentukan. Para kiai sepuh meminta agar kewenangan kepemimpinan diserahkan kepada jajaran Mustasyar PBNU sebagai langkah konstitusional menjaga keberlangsungan organisasi.
“Apabila islah tidak dapat dilaksanakan, Musyawarah Kubro meminta kepada kedua pihak untuk menyerahkan kewenangan kepada Mustasyar PBNU guna menyelenggarakan Muktamar Nahdlatul Ulama Tahun 2026,” jelasnya.
MLB Jadi Opsi Terakhir
Jika opsi tersebut juga tidak dijalankan, forum sepuh NU telah menyiapkan skenario paling akhir: penyelenggaraan Muktamar Luar Biasa (MLB) melalui dukungan struktural NU di daerah.
MLB itu disiapkan untuk digelar paling lambat sebelum keberangkatan kloter pertama jamaah haji 2026. Kepanitiaannya direncanakan berasal dari unsur PWNU dan PCNU dengan melibatkan elemen internal NU yang dianggap perlu.
“Apabila kewenangan tidak juga diserahkan kepada Mustasyar, maka Musyawarah Kubro bersepakat menyelenggarakan MLB melalui penggalangan dukungan 50 persen + 1 PWNU dan PCNU,” tegas Gus Muid.
Melalui Musyawarah Kubro ini, para kiai sepuh menegaskan satu pesan utama: menjaga kehormatan, marwah, dan keutuhan Nahdlatul Ulama harus ditempatkan di atas kepentingan kelompok maupun individu.
Jangan Lewatkan Update Terbaru!
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan WhatsApp Channel