Rubrikasi

Informasi

Ikuti Kami

KPK: Pemberantasan Korupsi Tak Cukup Hanya Penindakan

EVITA R.
Oleh
Bagikan:
Gedung merah putih KPK RI (Dok. KPK RI).

Ringkasan Penting

  • Pemberantasan korupsi lewat pendidikan: KPK menekankan penindakan saja tidak cukup, pendidikan antikorupsi menjadi kunci membentuk integritas anak sejak dini.
  • Peran strategis pendidik: Tenaga pendidik anak usia dini diajak menanamkan nilai kejujuran, disiplin, dan tanggung jawab melalui cerita, permainan interaktif, dan kebiasaan baik di kelas.
  • Film sebagai media edukasi: KPK memutar tiga film karya peserta ACFFEST yang mengajarkan nilai-nilai moral dan menekankan dampak korupsi termasuk terhadap lingkungan.

Resolusi.co, Yogyakarta – Direktorat Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menegaskan, pemberantasan korupsi tidak cukup hanya dengan penindakan. Pendidikan antikorupsi menjadi kunci utama untuk membangun karakter generasi muda.

Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi KPK, Amir Arief, mengatakan saat ini lembaganya fokus memperkuat pendidikan antikorupsi. Hal itu diwujudkan melalui kegiatan Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2025 di Gedhong Pracimasono, Kepatihan Yogyakarta, Minggu (7/12).

“Mustahil pemberantasan korupsi hanya mengandalkan penindakan. Oleh karena itu, KPK memberi perhatian besar pada pendidikan antikorupsi untuk membentuk integritas individu sejak dini,” ujar Amir.

Kegiatan tersebut melibatkan sejumlah tenaga pendidik anak usia dini. Para pendidik diajak menanamkan nilai integritas melalui cerita ringan, permainan interaktif, serta kebiasaan baik di kelas.

Amir menekankan, pendidik memegang peran strategis dalam membentuk karakter moral anak. “Apa pun profesi anak-anak kita nanti, fondasi pentingnya adalah kejujuran. Pendidikan karakter tidak cukup hanya dengan bermain, tetapi perlu diperkuat dengan pemahaman nilai-nilai integritas,” tegasnya.

Selain kegiatan interaktif, KPK juga memutar tiga film karya peserta Anti-Corruption Film Festival (ACFFEST). Film itu antara lain Hanya Printer (ACFFEST 2024) karya Sri Suratiyah; Roti Suci di Hari Sabtu (ACFFEST 2024) karya Siness Emilianus U.K. Patar dan Bonifasius M. Kolin; serta Maaf Mama, Aku Kelepasan (ACFFEST 2022) karya Jalu Pandita.

Setiap film mengajarkan nilai jujur, mandiri, tanggung jawab, berani, sederhana, peduli, disiplin, adil, dan kerja keras. Amir menambahkan, isu korupsi juga berdampak luas, termasuk persoalan ekologis.

“Kami menekankan literasi antikorupsi harus terus dikembangkan agar generasi muda mampu melihat dampak korupsi secara lebih luas,” pungkas Amir.

📰

Jangan Lewatkan Update Terbaru!

Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan WhatsApp Channel