Rubrikasi

Informasi

Ikuti Kami

Konsolidasi “Barisan” di Awal Tahun: Agenda Prabowo Mengumpulkan Kepala Daerah

MD
Oleh
Bagikan:
Foto: Prabowo Subianto.

Resolusi.co, Presiden Prabowo Subianto menjadwalkan pertemuan kolosal dengan seluruh kepala daerah se-Indonesia pada awal Januari 2026. Langkah ini bukan sekadar seremoni rutin pergantian tahun, melainkan upaya krusial untuk memastikan detak nadi pembangunan di daerah selaras dengan ritme Kabinet Merah Putih yang mengejar target pertumbuhan ekonomi 8 persen.

Pertemuan ini menjadi sangat strategis karena dilakukan tepat setelah euforia tahun baru mereda dan di tengah masa transisi kepemimpinan daerah pasca-Pilkada Serentak 2024 yang hasilnya mulai teruji di lapangan.

Fokus utama dari pemanggilan para gubernur, bupati, dan wali kota ini adalah sinkronisasi vertikal. Prabowo menyadari bahwa visi besar seperti ketahanan pangan, swasembada energi, dan hilirisasi industri tidak akan terealisasi jika terjadi sumbat birokrasi di tingkat pemerintah daerah (Pemda).

“Presiden ingin memastikan bahwa tidak ada lagi ‘pulau-pulau’ kebijakan. Daerah harus menjadi motor penggerak ekonomi, bukan penghambat investasi dengan regulasi yang tumpang tindih,” ungkap seorang narasumber di lingkaran istana.

Secara teknis, pertemuan ini akan membahas beberapa poin fundamental, diantaranya terkait optimalisasi anggaran sebagai pengarahan agar APBD 2026 lebih difokuskan pada belanja modal yang produktif dan mendukung program makan bergizi gratis. Dan terkait investasi daerah untuk memastikan kemudahan perizinan di daerah selaras dengan semangat Omnibus Law untuk menarik modal asing dan domestik.

Yang terakahir terkait mitigasi dampak iklim, mengingat awal tahun sering diwarnai cuaca ekstrem, konsolidasi ini juga menjadi ajang koordinasi tanggap bencana nasional.

Seruan ini sebagai fenomena yang menjadi bagian dari upaya memperkuat sentralisme administratif. Sejak dilantik, Prabowo cenderung menggunakan pendekatan komando untuk memastikan target-target pemerintahannya tercapai tepat waktu. Mengumpulkan kepala daerah secara serentak adalah cara paling efektif untuk melakukan “penyeragaman bahasa” politik dan ekonomi.

Secara historis, hubungan pusat-daerah di Indonesia seringkali diwarnai oleh ketegangan kepentingan. Banyak kepala daerah yang memiliki agenda politik berbeda dengan pusat, terutama yang diusung oleh partai oposisi. Dengan mengumpulkan mereka di awal tahun, Prabowo sedang menegaskan posisi sentral kepemimpinannya dan memberikan “peta jalan” yang tidak memberikan banyak ruang untuk deviasi.

Namun, tantangan terbesar dari konsolidasi ini adalah bagaimana menjaga marwah Otonomi Daerah. Kritikus kebijakan publik mencemaskan jika koordinasi yang terlalu ketat akan mematikan inovasi lokal.

“Daerah memiliki karakteristik masalah yang berbeda-beda. Pendekatan one-size-fits-all dari Jakarta berisiko gagal menangkap aspirasi akar rumput,” tulis sebuah catatan analisis kebijakan dari lembaga riset otonomi daerah.

Publik kini menunggu, apakah pertemuan setelah tahun baru ini akan menghasilkan sinergi yang progresif bagi kesejahteraan rakyat di daerah, ataukah hanya akan menjadi ajang penegasan loyalitas politik di bawah bayang-bayang kekuasaan pusat.

Bagi masyarakat luas, hasil dari pertemuan ini akan terlihat dari seberapa cepat proyek-proyek strategis nasional di daerah berjalan dan bagaimana kualitas pelayanan publik di kantor-kantor kelurahan hingga kecamatan meningkat setelah para pemimpin mereka “disekolahkan” di Jakarta.

Awal 2026 akan menjadi pembuktian: apakah mesin besar birokrasi Indonesia di bawah Prabowo mampu berlari kencang, atau justru tersendat oleh beban koordinasi yang terlalu gemuk.

📰

Jangan Lewatkan Update Terbaru!

Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan WhatsApp Channel